Selasa, 19 Desember 2017

Bahaya Vape / Rokok Elektrik

Sekumpulan dokter di Amerika Serikat memberi peringatan akan bahaya penggunaan rokok elektrik atau yang dikenal dengan  vape.

Hal ini menyusul banyaknya kebiasaan merokok menggunakan vape pada masyarakat remaja dan dewasa muda. Peningkatan terjadi sebanyak 900 persen dalam periode 2001-2015.

"Produk-produk ini (e-rokok) adalah bentuk yang paling umum dalam penggunaan tembakau di kalangan pemuda di Amerika Serikat. Bahkan melebihi produk tembakau konvensional, termasuk rokok, cerutu, tembakau kunyah dan hookahs," ujar Dr. Vivek H. Murthy, US Surgeon General, dalam laporan baru yang dirilis Kamis (8/12/2016).


Dilansir CNN Internasional secara khusus, di kalangan siswa SMP dan SMA, penggunaan e-rokok meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak 2011. Sementara itu, pengguna vape di kalangan orang dewasa muda berusia antara 18 - 24 tahun meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2013-2014.

Penggunaan vape sama bahayanya dengan rokok konvensional, yakni merusak sel otak.

"Dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua, otak remaja dan dewasa lebih muda lebih rentan terhadap konsekuensi negatif dari paparan nikotin," tandas Murthy.

Mengapa banyak penggemar Vape?

Di antara alasan mereka untuk menggunakan e-rokok, para remaja dan usia dewasa muda pada umumnya menggunakan Vape karena rasa penasaran.

Terlebih, Vape menawarkan berbagai rasa dan aroma yang bervariasi.

Alasan lain kenapa Vape banyak digemari, karena dianggap tak berbahaya dan tak beracun dibandingkan rokok konvensional. Vape juga dirasa membantu mereka untuk menghindari larangan merokok dalam ruangan.

" Vape adalah generasi baru pecandu nikotin yang akan terus menjadi pecandu nikotin seumur hidup. Kita tahu bahwa otak remaja sebenarnya sangat signifikan dalam perkembangan. Dan nikotin adalah neurotoxin, yang kita tahu bahwa hal itu dapat menyebabkan masalah seumur hidup bagi anak-anak, termasuk menyebabkan masalah kesehatan mental, masalah perilaku, dan perubahan aktual dalam struktur otak," ucap Dr. Benard Dreyer, Presiden American Academy of Pediatrics.

Dreyer mencatat bahwa bahan-bahan lain dalam cairan vaping dapat menyebabkan kerusakan karena kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik.

Di dalam rokok elektrik terdapat tabung berisi larutan cair yang bisa di isi ulang. Larutan ini mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, dan perasa. Larutan ini dipanaskan, kemudian muncul uap selayaknya asap. Sebagian perusahaan menjual cairan perasa tertentu, seperti mentol/mint, karamel, buah-buahan, kopi, atau cokelat. 


Kandungan berbahaya lainnya yang terdapat dalam rokok elektrik, yakni logam berat, mengandung kromonium dan nikel yang banyak, terdapat kandungan Dietilen dan Nitrosamin, asap dari e-rokok ini juga akan menimbulkan aerosol yang beresiko buruk pada paru-paru.

Erika Sward, asisten wakil presiden Advokasi Nasional di American Lung Association, juga menyatakan keprihatinannya. "Cairan dalam Vape adalah zat karsinogen, yakni zat yang menyebabkan penyakit kanker. Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu proses-proses biologis,” ujar Sward.

Ray Story, Presiden Asosiasi Rokok Tembakau Vapor Electronic, sebuah kelompok industri internasional, juga percaya bahwa e-rokok jauh lebih berbahaya daripada tembakau konvensional.

Tidak ada komentar:
Write komentar